.
Terdapat di kota Thoif trletak - 80 km dr Makkah.
Kota ini di kelilingi oleh pegunungan,di daerah ini pula tumbuh subur pohon Zaqqum, pohon yg di penuhi duri tajam dan menyurpai muka sytan.
Dalam Al-Qur'an buah pohon ini bakal mnjadi bahan makanan pnghuni Neraka.
●Bismillahhirohmanirrohiim.
لَآكِلُونَ مِنْ شَجَرٍ مِنْ زَقُّومٍ
Artinya : benar-benar akan memakan pohon zaqqum (al-waqi'ah : 52)
فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ
Artinya : dan akan memenuhi perutmu dengannya. (al-waqi'ah : 53)
إِنَّا جَعَلْنَاهَا فِتْنَةً لِّلظَّالِمِينَ
Artinya :Sesungguhnya Kami menjadikan pohon Zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim. (as-Shoffaat :63)
إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ
Artinya : Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka Jahim. (as-Shoffaat :64)
طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُؤُوسُ الشَّيَاطِينِ
Artinya : Mayangnya (buahnya) seperti kepala syaitan-syaitan. (as-Shoffaat:65)
فَإِنَّهُمْ لَآكِلُونَ مِنْهَا فَمَالِؤُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ
Artinya : Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah Zaqqum itu. (as-Shoffaat:66)
ثُمَّ إِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًا مِّنْ حَمِيمٍ
Artinya : Kemudian sesudah makan buah pohon Zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. (as-Shoffaat :67)
وَإِذْ قُلْنَا لَكَ إِنَّ رَبَّكَ أَحَاطَ بِالنَّاسِ ۚوَمَا جَعَلْنَا الرُّؤْيَا الَّتِي أَرَيْنَاكَ إِلَّا فِتْنَةً لِلنَّاسِ وَالشَّجَرَةَ الْمَلْعُونَةَ فِي الْقُرْآنِ ۚوَنُخَوِّفُهُمْ فَمَا يَزِيدُهُمْ إِلَّا طُغْيَانًا كَبِيرًا
Artinya : Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia". Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Qur'an. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka. (Suroh al-Isro' ayat 60,)
إِنَّ شَجَرَتَ ٱلزَّقُّومِ
Artinya : (Ingatlah), sesungguhnya pokok Zaqqum, ( ad-Dukhon 43 ).
كَٱلْمُهْلِ يَغْلِى فِى ٱلْبُطُونِ
Artinya : (Buahnya) menjadi makanan bagi orang yang berdosa dalam neraka ( ad-Dukhon 44 ).
Ini hanya gambaran di dunia, dineraka akan lebih mengerikan.
Bismillahhirahmanirrahiim.
● Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).(QS: Ibrahim Ayat: 41)
● Ya Tuhan kami, kami benar-benar beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan lindungilah kami dari azab neraka. (QS. Ali ‘Imraan 3:16)
Aamiin yarabbal'alaamiin. —
============================
(Sumber : Muhammad Abdul Efendi dalam sampaikan walo satu ayat Hadist dan Alqur'an)

Mempunyai tekad keras serta berusaha tanpa menutupi muka seringkali tak cukup. Kita memerlukan sebuah kekuatan batin, yaitu kemampuan untuk menerima segala sesuatu yang terjadi. Orang bilang, ini adalah sebuah keberserahan diri, sebuah tawakal, sebuah kepasrahan.
Suatu hari di tepian kota. Waktu menunjukkan hampir tengah malam. Sepasang suami istri setengah baya itu mengemasi dagangannya. Sang istri membereskan piring, gelas dan perabot lain. Sedangkan si suami memasukkannya dalam gerobak.Sesaat mereka menghitung berapa laba yang masuk. Siapa pun tahu, penghasilan tak selalu datang seperti yang diharapkan. Terkadang hujan turun, pada waktu lain petugas ketertiban menghalau, atau kadang semuanya begitu menggembirakan.Manis dan asam memang bumbu penyedap sehari-hari. Yang pasti, esok, kehidupan sekali lagi harus dijalani. Mempunyai tekad keras serta berusaha tanpa menutupi muka seringkali tak cukup. Kita memerlukan sebuah kekuatan batin, yaitu kemampuan untuk menerima segala sesuatu yang terjadi.

Orang bilang, ini adalah sebuah keberserahan diri, sebuah tawakal, sebuah kepasrahan. Sepasang suami istri itu berjalan bergegas. Yang laki mendorong gerobak, yang perempuan terkantuk-kantuk duduk di atasnya. Keduanya berlalu menembus malam. Hidup memang bukan untuk dijalani sendiri. Tapi bersama-sama; teman, sahabat, keluarga atau tetangga. Hidup adalah untuk saling kuat-menguatkan, topang-menopang, serta kasih-mengasihi.

Dalam konteks itulah, Islam mengajarkan hidup yang sesungguhnya. Hidup yang tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan eksistensi diri. Tapi lebih dari itu, Islam mengajarkan kita meraih kehidupan yang bermakna, bermanfaat, bertanggung jawab, dan berorientasi ke masa depan (perhatikan QS 28:77). Esensi kebersamaan dalam hidup adalah adanya tolong-menolong dalam perbuatan kebajikan dan taqwa (QS 5:2), saling menasehati dalam kebenaran, kesabaran dan kasih sayang (QS 90:17, 103:3), dan saling mengingatkan dalam keimanan (QS 16:125). Dalam konteks kehidupan berbangsa, pengalaman empiris bangsa ini telah membuktikan dengan kebersamaan pendahulu dan pendiri bangsa ini berhasil meraih dan mempertahankan kemerdekaan. Begitu pula dengan negara Jepang, misalnya, mereka bangkit dan kini menjadi salah satu negara maju dengan bermodalkan kebersamaan dan tekad yang kuat. Namun kondisi ironis terjadi saat ini.

Dikala bangsa ini belum bisa bangkit dari keterpurukan multidimensional, sebagian grassroot hingga elite sering terlibat tawuran. Kaum elite lebih mementingkan bagaimana mempertahankan dan melanggengkan kekuasaan daripada memikirkan kesejahteraan rakyat. Sementara penegakan hukum pun jauh dari rasa keadilan masyarakat. Bahkan satu penelitian menyebutkan bahwa lembaga peradilan bak seperti tempat lelang dimana orang yang memiliki penawaran tertinggilah yang akan menang.

Sudah saatnya kita sadar dan bangkit dari keterpurukan. Singsingkan lengan baju, tahan emosi, tatap masa depan, duduk bersama dan renungkan solusi untuk bangkit. Mari kita bersama-sama raih dan rasakan indahnya kebersamaan. Wallahu 'alam bi ash Shawab
*Penulis adalah alumnus Pondok Pesantren Ulil Albaab Bogor



Langkah trus berjalan…, membawaku tenggelam dalam kesunyian
Hari trus berganti.., sungguh makin beratnya kesendirian ini
Waktu trus berputar…, ujung jalan klihatan makin memudar
Angin trus berhembus…, hati ini kian terasa makin tandus

Rabbi.., hanya pada Engkau aku mengadu..
Kapan kiranya ia datang kepada ku
Pancarkan pagi menghibur kalbu
Menemani langkah indah di jalan-Mu

(Syair Kesendirian, SMG-190108)

Sahabat Muda…, gimana kabar kalian?. Saya harap kamu semua dalam kondisi sehat., baik sehat jasmani maupun rohani. Tak terasa waktu berjalan begitu cepatnya, hari berganti hari, bulan  pun turut berganti. Begitu pula satu tahun tak terasa telah berlalu hingga kita memasuki tahun yang baru. Tentunya banyak harapan dan cita-cita  besar yang ingin digapai pada tahun ini. Harapan besar itu bisa jadi salah satunya adalah kedatangan “yang dicinta”, yaitu jodoh bagi yang sekian lama tlah menantinya.
Bagi sebagian kamu, datangnya pasangan hidup merupakan suatu yang amat dirindukan. Setelah sekian lama hidup men-jomblo, pengin rasanya segera datang “si dia” yang akan membawa mengarungi bahtera kehidupan baru penuh impian. Begitu berat menanggung beban hidup penuh kesunyian dalam kesendirian. Sementara pemandangan di luar sana telah mencabik-cabik hati dan perasaan. Melihat teman yang begitu mesra bersanding dengan pasangan hidupnya, iri rasanya... Sungguh enak ya, kalau dah punya pasangan, kemana-mana bisa bersama. Memandang ABG-ABG yang berlalu lalang, berpacaran berduan, sepertinya asyik juga ya.., jadi pengin. Astaghfirullah.., padahal sudah paham kalau pacaran dilarang.
Kawan.., jodoh adalah rahasia besar Allah SWT. Karena sifat rahasianya tersebut, setiap insan tidak tahu siapa yang akan menjadi jodohnya, juga tak akan tahu kapan dan dimana kita berjumpa dengannya.  Oleh karena itu, sungguh amat diperlukan pancaran doa dan curahan ikhtiar dalam menjemputnya. Trus .., apakah ikhtiar yang dimaksud adalah pacaran untuk menemukan jodoh?. Saya pernah mengadakan penelitian kecil-kecilan terhadap teman-teman sekolah saya SMP dan SMA. Saat SMP dan SMA dulu mereka berpacaran dengan seseorang, bahkan bertahan sampai masa kuliah. Tetapi Fakta yang didapat sekarang, 90% lebih mereka tidak menikah dengan pacarnya yang dulu. Hal ini mengarah pada satu kesimpulan bahwa pacaran bukanlah jalan yang tepat untuk menjemput jodoh. Lalu apa yang harus dilakukan agar ketemu jodoh karena sudah sekian lama menanti?  
Sahabatku…., bersabarlah. Bersabarlah…, karena tiada yang rugi dengan bersabar. Di saat malam telah bersenandung diantara gelap pekat yang membekap, bersimpuhlah dengan lantunan sujud panjangmu. Di antara basah lisanmu tenggelam dalam lautan dzikir, panjatkanlah do’a mintalah kepada Allah SWT “si dia” yang akan membawa kebahagian dunia akhiratmu. Bersabarlah terus di antara dua tetesan air matamu karena berharap “si dia” yang terbaik dariNya. Sungguh itu lebih baik bagimu dan lebih diridhoi Allah dari pada memilih jalan yang dilarang.  Walaupun sulit memang, berat rasanya menunggu kepastian, namun tetaplah seperti itu dalam penantianmu. Karena sesungguhnya Allah SWT sudah berjanji dengan begitu jelasnya:
”dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” {QS. An Nuur : 26}

Saudariku…, para pemudi, berbaik sangkalah. Bisa jadi dalam penantianmu ini Allah SWT sedang menyiapkan pangeran terbaik untuk menjemputmu. Dia datang dengan bekal keimanan dan kematangan diri tuk menggandengmu menghadapi kehidupan penuh harapan. Ia sosok yang penuh kasih dan penebar sayang yang akan memimpinmu menuju abadinya kebahagiaan. Maka perbaikilah terus dirimu.., sebelum pangeran tampan penjemputmu itu datang.
Saudaraku.., para pemuda, berbaik sangkalah. Bisa jadi dalam penantianmu ini Allah SWT sedang menyiapkan bidadari terindah untuk kau jemput. Dia berakhlak bak rembulan yang bersinar, lembut penuh kemuliaan. Dialah sosok shalehah yang akan setia menjadi energi tambahan bagimu dalam mengarungi onak kehidupan. Senyumnya menjadi pelipur lara, kata-katanya begitu lembut penuh pengabdian. Maka perbaikilah terus dirimu…, sebelum kau jemput bidadari cantikmu itu.
Demikian kawan, saya turut berdoa semoga tahun ini cita-cita dan harapan kalian terwujud. Semoga Allah SWT mempermudah langkah kita dalam kebaikan. Amin
Wallahu’alam bishawab.

“ Tidak akan terjadi hari kiamat, hingga muslimin memerangi Yahudi. Orang-orang Islam membunuh Yahudi sampai Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Namun batu atau pohon berkata, ”Wahai muslim, wahai hamba Allah, inilah Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuh saja. Kecuali pohon Gharqad (yang tidak demikian), karena termasuk pohon Yahudi.” (HR Muslim dalam Shahih Jami’ Ash-shaghir no. 7427).   Hadits di atas dari segi kekuatan sanadnya termasuk hadits shahih tanpa perbedaan pendapat. Dan termasuk dari tanda-tanda kenabian Rasulullah SAW yang terkait dengan  mukjizat kabar yang akan terjadi di masa yang akan datang, sebagai salah satu  tanda-tanda semakin dekatnya kiamat kubro.
Pada saat hadits ini dibacakan para sahabat dan ummat sesudahnya yang mendengar dan membaca hadits ini tidak bisa mengerti, apa yang sebenarnya akan terjadi.  Sebab di masa mereka hidup, sejarah Yahudi tidak seperti sekarang.  Orang Yahudi sepanjang sejarah Islam, adalah bangsa yang lemah, senantiasa menjadi bangsa yang terusir dan terjajah.  Dan mereka senantiasa meminta perlindungan kepada penguasa Islam, sebagaimana yang terus terjadi sampai masa Turki Ustmani, yang saat itu mereka dibantai oleh penguasa Spanyol Kristen dan Spanyol Katolik. Maka selama 14 abad itu, hadits ini cukup mengherankan umat Islam.
Teka-teki hadits ini baru terjawab pada tahun 1948, ketika komunitas Yahudi dunia melakukan agresi, penjajahan dan pencaplokan sebuah negeri Islam merdeka, Palestina. Dan pada tahun 1967 semakin teranglah isi hadits ini , ketika tiba-tiba bangsa lemah yang dulu dilindungi ummat Islam berubah menjadi srigala liar yang mengakibatkan pecahnya perang Arab-Israel. Sampai saat ini Hadits ini semakin menyatakan kebenarannya, ketika melihat  cengkeraman Yahudi didunia semakin menjadi dengan dukungan penuh dari  Amerika. 

Pohon Ghorqod Pelindung Yahudi
Washington  Post edisi April 1984 memuat satu artikel tentang pertemuan Presiden AS Ronald Reagan dengan seorang pelobi senior Yahudi dari American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) bernama Tom Dine. Presiden Reagan merupakan Presiden Amerika Serikat pertama yang memulai suatu tradisi baru dalam protokoler Gedung Putih, dimana kebaktian, seminar keagamaan, dan pertemuan-pertemuan dengan sejumlah tokoh Gereja Evangelikal, dan mulai memasukkan paham Zionis –Kristen masuk dalam lingkaran elite pemerintahan Amerika.   Pertemuan itu berlangsung secara pribadi.  Kepada Tom Dine, Reagan dengan serius berkata, “Anda tahu, saya berpaling kepada nabi-nabi kuno Perjanjian Lama dan kepada tanda-tanda yang meramalkan Perang Armageddon. Saya sendiri jadi bertanya-tanya, apakah kita ini akan melihat semuanya itu terpenuhi. Saya tidak tahu. Apakah Anda belakangan ini juga telah memperhatikan nubuat-nubuat para nabi itu… akan tetapi, percayalah kepada saya, bahwa nubuat-nubuat itu menggambarkan masa-masa yang sekarang ini sedang kita jalani.”  Tom Dine tersenyum dan mengangguk pelan.
 Penerus Reagan, George H. W. Bush, William J. Clinton, George W. Bush, apalagi Obama yang 100 persen orang Yahudi merupakan orang-orang yang sangat yakin tentang nubuat-nubuat (janji-janji atau ramalan-ramalan) Tuhan seperti yang tercantum di dalam Injil Darby atau Scofield, Injil resmi Amerika. Mereka meyakini akan adanya perang akhir zaman (Armagedon) dan kedatangan Kristus  diakhir  zaman.
Salah satu keyakinan kuat akan kabar kenabian itu adalah hadits diatas, yang menyebut pohon Ghorqod sebagai pohon Yahudi. Zionis-Israel telah melakukan penanaman pohon Ghorqod sejak lama. Bahkan Yahudi seluruh dunia sangat dianjurkan untuk berpartisipasi secara aktif menanami pohon jenis ini di wilayah pendudukan Zionis-Israel di tanah Palestina, bahkan menurut  Website Jewish National Fund (jnf.org) dalam bagian JNF Store (Tress for Israel Certificate) di akhir tahun 2007 telah mengumumkan jika di tanah Palestina yang dikuasai Israel telah ditanami tak kurang dari 220 juta batang pohon Ghorqod.
Melihat ulah para Zionis-Yahudi yang berlomba-lomba menanami Tanah Palestina dengan pohon Ghorqod, maka kenyataan ini menjelaskan kepada kita bahwa kaum Yahudi itu sesungguhnya memahami hakikat hari akhir, dimana mereka akan dikejar-kejar oleh umat Islam dan hanya pohon Ghorqod-lah satu-satunya tempat yang bersedia dijadikan tempat persembunyian (perlindungan) kaum Yahudi.  Bagaimana dengan kita?  Sadarkah bahwa musuh besar ummat Islam telah jauh-jauh hari telah mempersiapkan diri ? (sumber : eramuslim.com  , zilzaal/salam-online.com).

Kembali ke Mekah, tahun ketujuh sebelum hijrah. Ketika itu Rasulullah saw. sedang susah karena tindakan kaum Qurasy yang menyakiti beliau dan para sahabat. Kesulitan dan kesusahan berdakwah menyebabkan beliau senantiasa harus bersabar. Dalam suasana seperti itu, tiba-tiba seberkas cahaya memancar memberikan hiburan yang menggembirakan. Seorang pembawa berita mengabarkan kepada beliau, “Ummu Aiman melahirkan seorang bayi laki-laki.” Wajah Rasulullah berseri-seri karena gembira menyambut berita tersebut. Siapakah bayi itu? Sehingga, kelahirannya dapat mengobati hati Rasulullah yang sedang duka, berubah menjadi gembira ? Itulah dia, Usamah bin Zaid.

Orangtua Usamah


Ibu bayi tersebut seorang wanita Habsyi yang diberkati, terkenal dengan panggilan “Ummu Aiman”. Sesungguhnya Ummu Aiman adalah bekas sahaya ibunda Rasulullah Aminah binti Wahab. Dialah yang mengasuh Rasulullah waktu kecil, selagi ibundanya masih hidup. Dia pulalah yang merawat sesudah ibunda wafat. Rasulullah menyayangi Ummu Aiman, sebagaimana layaknya sayangnya seorang anak kepada ibunya. Beliau sering berucap, “Ummu Aiman adalah ibuku satu-satunya sesudah ibunda yang mulia wafat, dan satu-satunya keluargaku yang masih ada.” Itulah ibu bayi yang beruntung ini. Adapun bapaknya adalah kesayangan Rasulullah, Zaid bin Haritsah. Rasulullah pernah mengangkat Zaid sebagai anak angkatnya sebelum ia memeluk Islam. Dia menjadi sahabat beliau dan tempat mempercayakan segala rahasia. Dia menjadi salah seorang anggota keluarga dalam rumah tangga beliau dan orang yang sangat dikasihi dalam Islam.

Kegembiraan Kaum Muslimin dan Sayangnya Rasulullah SAW kepada Usamah

Kaum muslimin turut bergembira dengan kelahiran Usamah bin Zaid, melebihi kegembiraan meraka atas kelahiran bayi-bayi lainnya. Hal itu bisa terjadi karena tiap-tiap sesuatu yang disukai Rasulullah juga mereka sukai. Bila beliau bergembira mereka pun turut bergembira. Bayi yang sangat beruntung itu mereka panggil “Al-Hibb wa Ibnil Hibb” (kesayangan anak kesayangan).

Kaum muslimin tidak berlebih-lebihan memanggil Usamah yang masih bayi itu dengap panggilan tersebut. Karena, Rasulullah memang sangat menyayangi Usamah sehingga dunia seluruhnya agaknya iri hati. Usamah sebaya dengan cucu Rasulullah, Hasan bin Fatimah az-Zahra. Hasan berkulit putih tampan bagaikan bunga yang mengagumkan. Dia sangat mirip dengan kakeknya, Rasulullah saw. Usamah kulitnya hitam, hidungnya pesek, sangat mirip dengan ibunya wanita Habsyi. Namun, kasih sayang Rasulullah kepada keduanya tiada berbeda. Beliau sering mengambil Usamah, lalu meletakkan di salah satu pahanya. Kemudian, diambilnya pula Hasan, dan diletakkannya di paha yang satunya lagi. Kemudian, kedua anak itu dirangkul bersama-sama ke dadanya, seraya berkata, “Wahai Allah, saya menyayangi kedua anak ini, maka sayangi pulalah mereka!”

Begitu sayangnya Rasulullah kepada Usamah, pada suatu kali Usamah tersandung pintu sehingga keningnya luka dan berdarah. Rasulullah berdiri mendapatkan Usamah, lalu beliau isap darah yang keluar dari lukanya dan ludahkan. Sesudah itu, beliau bujuk Usamah dengan kata-kata manis yang menyenangkan hingga hatinya merasa tenteram kembali. Rasa sayang Beliausampai Usamah beranjak besar. Hakim bin Hazam, seorang pemimpin Qurasy, pernah menghadiahkan pakaian mahal kepada Rasulullah. Hakam membeli pakaian itu di Yaman dengan harga lima puluh dinar emas dari Yazan, seorang pembesar Yaman. Rasulullah enggan menerima hadiah dari Hakam, sebab ketika itu dia masih musyrik. Lalu, pakaian itu dibeli oleh beliau dan hanya dipakainya sekali ketika hari Jumat. Pakaian itu kemudian diberikan kepada Usamah. Usamah senantiasa memakainya pagi dan petang di tengah-tengah para pemuda Muhajirin dan Anshar sebayanya.

Sejak Usamah meningkat remaja, sifat-sifat dan pekerti yang mulia sudah kelihatan pada dirinya, yang memang pantas menjadikannya sebagai kesayangan Rasulullah. Dia cerdik dan pintar, bijaksana dan pandai, takwa dan wara. Ia senantiasa menjauhkan diri dari perbuatan tercela.

Usamah Dalam Perang Uhud

Waktu terjadi Perang Uhud, Usamah bin Zaid datang ke hadapan Rasulullah saw. beserta serombongan anak-anak sebayanya, putra-putra para sahabat. Mereka ingin turut jihad fi sabilillah. Sebagian mereka diterima Rasulullah dan sebagian lagi ditolak karena usianya masih sangat muda. Usamah bin Zaid termasuk kelompok anak-anak yang tidak diterima. Karena itu, Usama pulang sambil menangis. Dia sangat sedih karena tidak diperkenankan turut berperang di bawah bendera Rasulullah.

Usamah Dalam Perang Khandaq

Dalam Perang Khandaq, Usamah bin Zaid datang pula bersama kawan-kawan remaja, putra para sahabat. Usamah berdiri tegap di hadapan Rasulullah supaya kelihatan lebih tinggi, agar beliau memperkenankannya turut berperang. Rasulullah kasihan melihat Usamah yang keras hati ingin turut berperang. Karena itu, beliau mengizinkannya, Usamah pergi berperang menyandang pedang, jihad fi sabilillah. Ketika itu dia baru berusia lima belas tahun.

Usamah Dalam Perang Hunain

Ketika terjadi Perang Hunain, tentara muslimin terdesak sehingga barisannya menjadi kacau balau. Tetapi, Usamah bin Zaid tetap bertahan bersama-sama denga ‘Abbas (paman Rasulullah), Sufyan bin Harits (anak paman Usamah), dan enam orang lainnya dari para sahabat yang mulia. Dengah kelompok kecil ini, Rasulullah berhasil mengembalikan kekalahan para sahabatnya menjadi kemenangan. Beliau berhasil menyelematkan kaum muslimin yang lari dari kejaran kaum musyrikin.

Usamah Dalam Perang Mu’tah

Dalam Perang Mu’tah, Usamah turut berperang di bawah komando ayahnya, Zaid bin Haritsah. Ketika itu umurnya kira-kira delapan belas tahun. Usamah menyaksikan dengan mata kepala sendiri tatkala ayahnya tewas di medan tempur sebagai syuhada. Tetapi, Usamah tidak takut dan tidak pula mundur. Bahkan, dia terus bertempur dengan gigih di bawah komando Ja’far bin Abi Thalib hingga Ja’far syahid di hadapan matanya pula. Usamah menyerbu di bawah komando Abdullah bin Rawahah hingga pahlawan ini gugur pula menyusul kedua sahabatnya yang telah syahid. Kemudian, komando dipegang oleh Khalid bin Walid. Usamah bertempur di bawah komando Khalid. Dengan jumlah tentara yang tinggal sedikit, kaum muslimin akhirnya melepaskan diri dari cengkeraman tentara Rum.

Seusai peperangan, Usamah kembali ke Madinah dengan menyerahkan kematian ayahnya kepada Allah SWT. Jasad ayahnya ditinggalkan di bumi Syam (SYiria) dengan mengenang segala kebaikan almarhum.

Pengangkatan Usamah dalam Perang Melawan Romawi

Rasulullah mengangkat Usamah bin Zaid yang muda remaja menjadi panglima seluruh pasukan yang akan diberangkatkan. Ketika itu usia Usamah belum melebihi dua puluh tahun. Beliau memerintahkan Usamah supaya berhenti di Balqa’ dan Qal’atut Daarum dekat Gazzah, termasuk wilayah kekuasaan Rum.

Setelah itu, beliau turun dari mimbar dan masuk ke rumahnya. Kaum muslimin pun beradatangan hendak berangkat bersama pasukan Usamah. Mereka menemui Rasulullah yang saat itu dalam keadaan sakit. Diantara mereka terdapat Ummu Aiman, ibu Usamah. “Wahai Rasulullah bukankah lebih baik, jika engkau biarkan Usamah menunggu sebentar di perkemahannya sampai engkau merasa sehat. Jika dipaksa berangkat sekarang, tentu dia tidak akan merasa tenang dalam perjalanannya,” ujarnya. Namun Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Biarkan Usamah berangkat sekarang juga.”

Kata Usamah, “Tatkala sakit Rasulullah bertambah berat, saya datang menghadap beliau diikuti orang banyak, setelah saya masuk, saya dapati beliau sedang diam tidak berkata-kata karena kerasnya sakit beliau. Tiba-tiba beliau mengangkat tangan dan meletakkannya ke tubuh saya. Saya tahu beliau memanggilku.”

Ketika Usamah mencium wajahnya, beliau tidak mengatakan apa-apa selain mengangkat kedua belah tanganya ke langit serta mengusap kepala Usamah, mendoakannya.
Diberdayakan oleh Blogger.