Penderitaan Bapak setengah baya ini ternyata tak berhenti sampe saat ini saja,bermula dari 6 bulan yang lalu, Bp. Joko (Tarukan, Sabrang, Delanggu, Klaten) ini menderita usus buntu, setelah menjalani operasi di RS Purwekerto ternyata di ketahui beliau menderita kanker di dalam tubuhnya, kanker tersebut sampe menganggu pencernaan yang mengakibatkan beliau harus menjalani operasi kolostomi.
Kolostomi (colostomy) berasal dari kata “colon” dan “stomy”. Colon (kolon) merupakan bagian dari usus besar yang memanjang dari sekum sampai rektum dan “stomy” (dalam bahasa Yunani “stoma” berarti mulut). Kolostomi dapat diartikan sebagai suatu pembedahan dimana suatu pembukaan dilakukan dari kolon (atau usus besar) ke luar dari abdomen. Feses keluar melalui saluran usus yang akan keluar di sebuah kantung yang diletakkan pada abdomen.
Kolostomi merupakan prosedur pembedahan yang membawa porsio dari usus besar melewati dinding abdomen untuk mengeluarkan feses. Kolostomi adalah kolokutaneostomi yang disebut juga anus preternaturalis yang dibuat untuk sementara atau menetap.
Pembedahan kolostomi biasanya memakan waktu dua hingga empat jam, tergantung dari tingkat kesulitan, adanya infeksi, atau beratnya trauma misalnya apabila penyebabnya adalah trauma kolon.
Kolostomi dapat dibuat sementara ataupun permanen. Kolostomi sementara dapat digunakan ketika bagian kolon perlu diperbaiki/disembuhkan, misalnya setelah trauma atau pembedahan. Setelah kolon membaik/sembuh, kolostomi dapat ditutup, dan fungsi usus dapat kembali normal. Kolostomi permanen (disebut juga end colostomy) biasanya diperlukan pada beberapa kondisi tertentu, termasuk sekitar 15% kasus kanker kolon.
Dalam perjalanannya dari RS. Suradji Tirtonegoro Bp. Joko berkisah bahwa beliau musti menjalin operasi kembali sampe benar - benar organ tubuhnya berfugsi normal. Semoga lekas diberikan kesembuhan dan makin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Amin.